Bahan kimia
mempunyai banyak kegunaan dalam kehiduan sehari – hari kita. Sadar atau tidak
berbagai bahan kimia telah digunakan kita sejak dulu, memang berbagai bahan
kimia itu sudah tak asing lagi kita karena kita sering menggunakannya untuk
kehidupan sehari – hari. Berikut ini bahan kimia ( zat aditif ) yang biasa kita
gunakan dalam makanan kita.
A.
Pengertian Zat Aditif
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia
tidak lepas dari makanan. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki
sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak
terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Untuk maksud tersebut
kita memerlukan zat aditif.
Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis¬-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih.
Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis¬-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih.
Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
B.
Macam – macam zat aditif pada makanan
1) Asam Benzoat
Asam benzoat adalah zat pengawet yang
sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat bertujuan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari
kemasannya. Jumlah maksimum asam benzoat yang boleh digunakan adalah 1000 ppm
atau 1 gram per kg bahan (permenkes No 722/Menkes/per/1X/1988). Pembatasan
penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan. Konsumsi
yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan
karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan
semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi
dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat.
2) Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat atau MSG adalah
salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flavour
atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan, banyak
menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena
beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang
mengandung MSG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Penggunan
vetsin (MSG) dalam beberapa jenis makanan bayi yang dipasarkan dalam bentuk
bubur halus sesungguhnya dilakukan hanya untuk memik`t konsumen (ibu-ibu) oleh
rasa lezat. Sedangkan pengaruhnya terhadap makanan, vetsin tidak akan menambah
gizi maupun selera makan bagi bayi karena bayi tidak begitu peduli oleh rasa.
3) Kalium Sorbat
Kalium sorbat merupakan salah satu dari
garam-garaman sorbat yang lainnya yaitu K, Na, dan Ca sorbat. Zat pengawet
K-sorbat mempunyai fungsi dan batasan maksimum penggunaan yang sama dengan asam
benzoat. Oleh karena itu penggunaan K-sorbat sebagai pengawet dalam bahan
makanan juga tidak boleh berlebihan agar tidak terjadi keracunan. ADI K-sorbat
adalah 25 mg/kg berat badan. Penggunaan maksimum K-sorbat dalam makanan
berkisar antara 0,05 – 0,3 % untuk yang diaplikasikan langsung dan antara 10 –
20 % untuk yang disemprotkan atau diaplikasikan pada permukaan makanan. Garam
sorbat itu lebih sering digunakan karena mempunyai kelarutan yang lebih baik
dalam air dan bekerja dalam keadaan tak terdisosiasi, dengan keaktifan 10 – 600
kali bentuk asamnya.
4) Tartrazin
Tartrazin adalah salah satu zat pewarna
buatan yang berwarna kuning dan dipergunakan secara luas dalam berbagai makanan
olahan. Zat pewarna ini telah diketahui dapat menginduksi reaksi alergi,
terutama bagi orang yang alergi terhadap aspirin.
5) Sakarin dan Sikalat
5) Sakarin dan Sikalat
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai
zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan
karsinogen. Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak
rasanya tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas
dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan
karena dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat
menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum
siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat
karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan
yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian
lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya
pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.
C.
Keuntungan zat aditif
Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan
meningkatkan mutu makanan dan pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap
kesehatan.
Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
sip, mksih atas informasix, smoga brmanfaat...,
BalasHapus